Perjalanan Buy Now, Pay Later Di Puncak Gelombang Fintech
Persilangan antara E-commerce dan fintech adalah area yang terus mengantarkan pertumbuhan tanpa henti. Perpindahan dari toko fisik tradisional ke E-commerce sudah mulai meningkat sebelum pandemi Covid-19 melanda. Hal ini memicu kebangkitan bisnis fintech, karena pembayaran digital adalah jantung dari transaksi E-commerce.
Pandemi mendorong pertumbuhan industri E-commerce di mana “10 tahun pertumbuhan e-commerce terjadi hanya dalam 90 hari”. Nilai pasar E-commerce di Asia Tenggara telah mengalami peningkatan enam kali lipat antara tahun 2016 dan 2020, meningkat dari US$9,5 miliar menjadi US$54,2 miliar, sementara nilai transaksi sebesar US$135 miliar diperkirakan akan dihasilkan dari pembayaran digital pada tahun 2021.
Peristiwa ini telah membantu menciptakan lahan subur bagi kebangkitan industri fintech yang tak terbendung. Buy now, pay later atau BNPL yang dikenal dengan akronimnya, adalah layanan terbaru yang menggemparkan industri fintech dan ritel. BNPL memungkinkan pembeli online untuk membeli barang-barang di internet dengan memfasilitasi perencanaan angsuran untuk pembeli pada checkout sistem point-of-sale (POS). Pinjaman mini ini seringkali bebas bunga, asalkan nasabah melunasi utangnya dalam jangka waktu yang ditentukan.
Meskipun mekanisme cara kerja layanan ini tidak jauh berbeda dengan cara kerja bank tradisional dan penyedia kartu kredit, BNPL telah mendapatkan banyak manfaat dari generasi milenial dan Gen-Z, yang sebagian besar tidak memiliki kartu kredit dan lebih cenderung untuk mengambil rencana angsuran jangka pendek untuk belanja mereka. Hampir 50% dari 630 juta penduduk Asia Tenggara tidak memiliki rekening bank tradisional.
BNPL juga membuka kesempatan bagi konsumen kelompok usia yang lebih muda untuk membeli barang-barang mahal seperti gadget dan pakaian desainer yang mungkin tidak pernah mereka mampu beli di bawah opsi pembayaran konvensional. Saat pengguna melakukan lebih banyak pembelian dan memenuhi kewajiban pembayaran mereka tepat waktu, batas kredit mereka meningkat. Bagi generasi konsumen yang tumbuh besar dengan menyaksikan krisis keuangan 2008/09 dan juga kemerosotan ekonomi baru-baru ini setelah pandemi Covid-19, kartu kredit tradisional dan metode perbankan konvensional lainnya tidak lagi berpengaruh.
BNPL juga menarik bagi bisnis karena beban utang pelanggan ditangani oleh perusahaan fintech yang menawarkan layanan tersebut. Sebagai imbalannya, perusahaan fintech mendapatkan potongan keuntungan bisnis. Klarna, perusahaan fintech terbesar keempat di dunia, menjamin peningkatan bisnis dengan frekuensi pembelian sebesar 20% setiap kali perusahaan menggunakan layanan BNPL-nya. Sementara itu, raksasa BNPL di AS, Affirm, mengatakan bahwa perusahaan yang menggunakan layanannya telah mengalami peningkatan 10% dalam pendapatan per pengunjung.
Selain itu, peritel lifestyle secara online Zalora, melaporkan peningkatan 20% dalam pelanggan baru dan 15% peningkatan pengguna setelah memperkenalkan model pembayaran yang ditangguhkan melalui kolaborasinya dengan BNPL milik Grab, PayLater. Grab mengungkapkan bahwa ukuran keranjang pelanggan yang menggunakan layanan PayLater untuk berbelanja di Zalora adalah 32% lebih besar di Malaysia dan 12% lebih besar di Singapura.
Ukuran pasar BNPL global diperkirakan akan mencapai US$20,4 miliar pada tahun 2028, dengan tingkat compound annual growth rate (CAGR) sebesar 22,4% dari tahun 2021 hingga 2028. Pada bulan Agustus tahun ini, platform pembayaran Square mengakuisisi raksasa BNPL Australia, Afterpay di kesepakatan senilai US$29 miliar. Kesepakatan ini telah digembar-gemborkan secara luas sebagai momen yang mengakhiri kebangkitan era BNPL.
Penggunaan fasilitas BNPL memperoleh daya tarik yang signifikan di Singapura selama pandemi Covid-19, dengan 38% warga negara pulau itu, atau 1,8 juta orang mengatakan mereka telah menggunakan layanan BNPL. Pangsa pasar global BNPL di sektor E-commerce diperkirakan akan berlipat ganda dari 2,1% pada tahun 2020 menjadi 4,2% pada tahun 2024. Demikian pula, pertumbuhan BNPL di pasar E-commerce Asia Pasifik diperkirakan akan mencerminkan tren dunia, dengan proyeksi menunjukkan meningkat dari 0,6% menjadi 1,3% dari tahun 2020 hingga 2024.
Namun dengan semua fasilitas yang modern, mungkin orang akan bertanya bahwa banyak perusahaan fintech tidak dilengkapi dengan teknologi yang diperlukan untuk menyeimbangkan pembukuan mereka, dengan masih menggunakan spreadsheet. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan rentan terhadap disrupsi, kesalahan dari entri data secara manual dapat merugikan perusahaan. Teknologi cloud terbaru menawarkan solusi seperti konsolidasi data dan otomatisasi yang dapat meningkatkan operasi bisnis secara signifikan. Di bawah ini kami merangkum bagaimana adopsi solusi cloud di era digital dapat membantu bisnis fintech beroperasi secara efisien.
Mengotomatiskan proses rekonsiliasi bank
Salah satu perkerjaan yang paling intensif dalam departemen keuangan dan akuntansi di perusahaan fintech adalah proses manual rekonsiliasi bank. Proses ini melibatkan analisis ribuan transaksi dalam spreadsheet, yang menghasilkan pekerjaan tanpa henti. Solusi cloud membantu Anda dalam mengotomatisasi proses-proses utama ini, memastikan bahwa tim keuangan dan akuntansi Anda dapat fokus pada tugas-tugas penting.
Tampilan bisnis 360 derajat secara real-time
Dalam lingkungan di mana banyak transaksi terjadi pada waktu tertentu, perusahaan fintech harus selalu siap untuk tetap menjadi yang terdepan. Teknologi cloud dapat menawarkan solusi seperti integrasi, yang membantu bisnis fintech dengan visibilitas dari pelanggan mereka secara real time. Hal ini juga dapat membantu bisnis untuk membuka insight baru yang dapat membantu proses pengambilan keputusan strategis.
Ketaatan pada peraturan
Sejalan dengan pertumbuhan industri yang meroket, perusahaan fintech juga berada di bawah pengawasan ketat yang harus dihadapi dengan bisnis inovatif. Hampir tiada hari tanpa laporan berita mengenai perdebatan regulator, bagaimana seharusnya mengendalikan perusahaan fintech. Untuk beroperasi sesuai dengan perubahan persyaratan peraturan, bisnis fintech tidak dapat mempertahankan cara mengelola data seperti saat ini. Solusi seperti cloud ERP cloud menyediakan bisnis fintech untuk menyesuaikan mata uang dan bahasa yang berbeda, dan juga menyesuaikan otomatisasi proses kepatuhan terhadap peraturan.
Keamanan data
Solusi cloud menawarkan keamanan data terdepan di industri yang dibangun di banyak pusat data yang memastikan informasi pribadi klien terlindungi sepenuhnya, dengan pengawasan sepanjang waktu.
Skalabilitas
Bisnis yang muncul di era digital seperti perusahaan fintech beroperasi di lingkungan bisnis yang sangat disruptif. Hal ini menuntut bisnis untuk dapat berlari dengan gesit. Rangkaian solusi cloud yang tersedia di pasar sangat dapat disesuaikan dan terukur. Solusi ini juga membantu bisnis fintech untuk menambahkan fungsionalitas pada saat mereka tumbuh atau berubah di masa depan.